12
Nov
07

Permen Bisa “Bakar” Bibir ?

Hari itu, Jumat tanggal 10 Agustus 2007. Jam ditangan menunjukan pukul 15.00 WIB. Kendati sudah memasuki sore, terik mentari masih terasa menyengat kulit. Panasnya, serasa siap membakar manusia siang itu. Disalah satu bangsal RS M Jamil, seorang bocah terlihat meringis. Hawa panas diluar, terlihat dirasa lebih olehnya. Bibirnya yang membengkak dan melepuh, terlihat kian berair dan basah. “Angek Pak…angek. Kipeh..kipeh,” rintihnya.

Filo Agustin namanya. Umurnya sekitar 5 tahun. Bibirnya terlihat bengkak dan melepuh. Mirip dengan bekas luka bakar. Namun, dari penuturannya dan ke dua orang tuanya, luka tadi bukan disebabkan api. Tapi, gara-gara mengkonsumsi permen jenis lolipop. Katanya; disampel kemasan (bungkus) tertulis Milkita. Mungkinkah dia keracunan? Atau termakan permen kadaluarsa? Hingga kini, semua masih berupa teka-teki. Pihak rumah sakit, belum berani memberikan hasil diagnosa pengecekan (penyebab pasti). Pihak BPOM Padang, masih saja mengecek sampel kemasan. Pihak perusahaan, justru membantah.Filo, masih saja terbaring lemah dibangsalnya Jumat lalu. Tidak ada perubahan berarti pada dirinya. Kondisi tubuhnya, memang tidak ada sakit. Semuanya normal. Bengkak dan luka di bibirnya, masih belum pulih. Ia masih kesulitan dalam menelan makanan dan minuman yang disuapkan orangtuanya. Warga Pulau Aia, Parak Laweh, Kecamatan Lubuak Bagaluang ini, tidak lagi dapat menikmati kehidupan kanak-kanaknya semenjak Kamis (2/8) lalu. Bibirnya kian memerah dan menghitam. Rasa sakit masih tetap membakar bibirnya.Zainal Anwar (41) – ayah Filo tidak kuasa menahan haru melihat nasip anak keduanya itu. Air mata laki-laki paruh baya tadi, menitik. Dipikirannya, sejumlah pertanyaan masih saja menggumpal. Kapankah penderitaan anaknya berakhir? Perasaan cemas dan kesal terasa menyesakkan dadanya. Ia panikHingga Jumat kemarin, aku Zainal, pihak rumah sakit belum bisa memberikan keterangan mengenai penyakit diderita anaknya. Apakah ini keracunan atau apa? Obat yang diberikan pihak rumah sakit pun, terlihat belum terlihat membantu meringankan penderitaan Filo. Kendati pun sudah digunakan sesuai anjuran (3 kali sehari), obat berbentuk syirup— disebut pihak rumah sakit sebagai antibiotik—masih belum memperlihatkan perkembangan berarti.

” Kalau begini terus-terusan dan harus dirawat tanpa diketahui penyakit dan obatnya, jelas saya tidak mampu membiayai Filo,” ucap pedagang ikan di Pasa Gauang Padang Selatan yang setiap tiga hari sekali, mengaku harus menebus obat antibiotik untuk Filo.

Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) memang sudah melakukan pengecekan langsung terhadap keluhan penyakit Filo yang diduga termakan permen kadaluarsa itu. Sampel memang telah diambil, tapi belum ketemu titik terang. Dinas Kesehatan Kota (DKK) yang turun langsung meninjau, ternyata tidak dapat berbuat banyak, penyakit Filo masih saja belum diketahui. Benarkan bibir Filo terbakar manisnya permen yang dikonsumsinya ? Semua masih kabur dan belum terjawab hingga kini.(*)


0 Tanggapan to “Permen Bisa “Bakar” Bibir ?”



  1. Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar


BRANKAS Tulisan

PENGUNJUNG

hit counter image

MAP

KOMUNITAS

Photobucket Photobucket